Dampak Perceraian Orang Tua pada Anak

Dampak Perceraian Orang Tua pada Anak
Credit: Freepik

Bagikan :


Perceraian orang tua bukanlah hal yang diinginkan setiap pasangan suami istri. Namun pada beberapa kasus perceraian adalah jalan terbaik yang harus ditempuh suami istri untuk menghindari pertengkaran dan ketidakcocokan yang semakin parah. Dampak dari perceraian bukan hanya dirasakan oleh pasangan yang bercerai namun juga pada anak-anak.

 

Dampak Perceraian Orang Tua pada Anak

Setiap rumah tangga pasti menghadapi permasalahan masing-masing. Terkadang suami istri harus memilih jalan perceraian agar masing-masing dapat menjalani hidup dengan lebih baik, terutama jika telah memiliki anak. Namun perceraian ikut menimbulkan dampak baik langsung maupun tidak langsung pada perkembangan anak.

Beberapa dampak perceraian orang tua pada anak antara lain:

Anak-anak merasa marah

Anak-anak bisa merasa marah akan perceraian yang dihadapi orang tuanya. Kemarahan bisa dirasakan pada anak-anak dari usia berapapun, terutama pada anak usia sekolah dan remaja. Kemarahan bisa timbul karena pengabaian atau kehilangan kendali atas hidup mereka. 

Dengan perceraian kedua orang tuanya, anak merasa seluruh hidup dan dunianya telah berubah, dan mereka merasa tidak bisa melakukan apapun untuk mengubah hal tersebut. Mereka tidak akan tinggal bersama dengan kedua orang tuanya, ada perasaan ditinggalkan, bahkan anak-anak menyalahkan diri atas perceraian orang tuanya.

 

Mengalami masalah akademis

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa anak dengan orang tua yang bercerai cenderung memiliki nilai akademis yang lebih rendah dan punya risiko putus sekolah yang tinggi dibandingkan teman-temannya. Umumnya kondisi ini bisa terlihat pada anak usia 13-18 tahun, walaupun anak yang berusia 6 tahun juga bisa mengalaminya.

Beberapa penyebab kondisi ini antara lain anak-anak merasa terabaikan, depresi dan terdistraksi akibat permasalahan orang tuanya. Akibatnya anak merasa tidak bersemangat untuk belajar.

Baca Juga: Ketahui Dampak Sering Marah Sambil Berteriak pada Anak Remaja

 

Depresi

Stres akibat perceraian bukan hanya dirasakan oleh orang tua namun juga anak-anak. Sebuah penelitian mengungkapkan anak-anak yang mengalami perceraian berisiko mengalami depresi. Beberapa anak juga berisiko mengalami depresi berat yang membuat mereka mengancam atau melakukan percobaan bunuh diri.

Masalah ini dapat dialami anak-anak dari segala usia namun lebih menonjol pada anak-anak berusia 11 tahun ke atas. Menurut American Academy of Pediatrics, anak laki-laki lebih memiliki risiko bunuh diri daripada anak perempuan.

 

Memicu sikap memihak

Ketika orang tua bertengkar, anak-anak bisa merasa tidak nyaman terjebak di tengah kedua orang tuanya. Anak-anak tidak tahu apakah mereka harus memihak ayah atau ibunya. Disadari atau tidak, ketika dewasa anak-anak akan merasa bahwa ia harus memihak salah satu dari orang tuanya. Meskipun pada kenyataannya orang tua yang dipilih dapat berubah seiring waktu.

Baca Juga: Faktor Risiko Penyebab Anak Remaja Menjadi Pelaku Bullying

 

Memicu perilaku berisiko

Anak-anak korban perceraian memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan perilaku berisiko. Beberapa perilaku berisiko yang mungkin dilakukan anak-anak antara lain:

  • Menggunakan obat-obatan terlarang
  • Melakukan hubungan seksual pada usia yang cukup muda
  • Merokok
  • Minum alkohol

Selain penyebab di atas, anak-anak juga dapat bertindak di luar kendali dan menjadi lebih agresif. Hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perubahan cara pandang tentang pernikahan dan memiliki anak.

 

Menarik diri dari kehidupan sosial

Anak-anak korban perceraian juga dapat menjadi sangat pemalu dan kemungkinan menarik diri dari sosial. Ia bisa jadi tidak semangat untuk bertemu dengan teman-teman di sekolah atau di lingkungan rumahnya. Anak-anak akan merasa tidak percaya diri sehingga menyebabkan rasa cemas dan enggan bersosialisasi.

 

Rentan mengalami masalah dalam hubungan

Anak-anak yang mengalami perceraian orang tua juga berisiko mengalami trauma dan memiliki perubahan pandangan dalam hubungan jangka panjang. Anak-anak juga dapat tumbuh tanpa percaya dengan pernikahan, menjadi kurang antusias untuk menjalani hubungan komitmen jangka panjang. 

 

Perceraian yang dilakukan orang tua dapat berdampak negatif pada perkembangan anak. Jika anak-anak Anda adalah korban perceraian dan menunjukkan perubahan sikap setelah perceraian Anda, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau psikolog. Anda juga dapat menggunakan layanan konsultasi dengan dokter terpercaya yang ada di aplikasi AiCare. 

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Kamis, 13 April 2023 | 02:22